Friday, June 20
tidak ada kata, "tolong putar lagi waktunya"
oke semua.... barusan, aku habis baca buku (komik si benernya) yang bener2 ngasi inspirasi luar biasa. kayak semua isi dalem buku itu bener bener nonjok pikiranku, untungnya buku itu cuman segede simpoa anak SD... kalo segede papan tulis, ni muka uda rata kayak aspal... hihihi
en, lanjut ke topik kita.
buku itu bercerita tentang alur waktu yang berjalan di kehidupan manusia, semua diawali dengan pengenalan tokohnya dulu, baru masuk ke permasalahan emosional yang dialamin karakter, sampe terakhirnya baru muncullah penyesalan si karakter tentang kejadian kejadian di masa lampau, yang harusnya dia lakukan di masa lampau.
di cerita itu semua bisa terjadi. kalau misalnya si tokoh ingin kembali ke masa lalu, dia bisa kembali ke masa lalu. kalau si tokoh butuh sesuatu, maka sesuatu itu bakal nongol di depan mata secara suddenly aja gitu, ga pake miss call.
nah. semua itu ga bakal, dan ga mungkin terjadi di alam nyata seperti kita. mau kita pake cheat apa juga ga bakal bisa muter waktu balik lagi ke masa lampau. tapi kalo emang ada yang bisa... Hubungi saya ya....hihihi
pernah ada kejadian gini,
waktu Dave duduk di kelas Perancisnya. dia melihat seorang gadis yang duduk di depannya. Gadis itu adalah sahabat baiknya yang bernama Jane.
Dave melihat rambut gadis itu yang berkilauan, dan kulitnya yang cantik, Dave berharap bahwa Jane adalah miliknya, bukan sebagai "teman baiknya". Namun Dave tahu, bahwa Jane tidak menganggapnya demikian. Dave tahu, bahwa Jane hanya menganggapnya sebagai teman baiknya.
sepulang sekolah, Jane mengucapkan terima kasih pada Dave karena Dave meminjamkan padanya catatan astronomi yang masuk ke bahan ujian. dan Jane memeluk Dave sambil berkata, "thanks". Sebenarnya Dave ingin memberitahunya, bahwa Dave tidak ingin menjadi temannya, namun Dave ingin menjadi kekasihnya. tapi Dave terlalu malu untuk mengatakannya.
kelas 9
Jane tiba2 menelepon Dave sambil menangis keras, di telepon itu, Jane berkata, bahwa dia baru saja diputusi oleh kekasihnya, dan dia perlu bertemu Dave untuk sekedar curhat. maka Dave pun mengajak Jane untuk pergi menonton film sambil sekedar bercerita.
Setelah 2 jam film dan 2 kantong pop corn besar habis, dan tentunya tangisan Jane yang sudah berhenti. Jane memeluk Dave sambil berkata, "thanks".
Dave sebenarnya ingin mengatakan bahwa, dave tidak ingin menjadi temannya, namun Dave ingin menjadi kekasih Jane. Namun Dave tidak mengatakannya, dia terlalu malu untuk berbuat demikian.
kelas 12
di malam sebelum pesta dansa dilangsungkan, Jane berkata pada dave bahwa kekasihnya tidak bisa datang ke pesta dansa bersama Jane. dan Jane pun menagih janji pada Dave untuk bisa pergi bersamanya ke pesta dansa, sebagai "teman baik". Dan Dave pun pergi bersama Jane ke pesta dansa itu.
di malam itu, Dave dan Jane berdiri di lantai dansa. dave melihat mata Jane yang seperti kristal, dan Dave pun sebenarnya ingin mengatakan bahwa, Dave tidak mau menjadi temannya, namun dia ingin menjadi kekasihnya. tapi Dave sangat malu mengatakannya. Jane pun kali ini memeluk dan mencium pipi Dave, seraya berkata "thanks".
Hari kelulusan.
hai hari berlalu, bagaikan awan yang mengapung di langit. Dave tidak sadar bahwa hari kelulusan sudah tiba, sedangkan ia belum menyatakan perasaannya pada Jane. tepat di hari kelulusan, saat orang orang sudah pulang, dia masih berada di sekolah berdua dengan Jane sambil mengenang kenangan kenangan bersama di sekolah itu.
saat mereka berdua ingin pulang, Jane memeluk Dave dengan erat. Sangat erat. dan berkata, "Thanks Dave, you're my best friend!". Namun Dave sangat berat mendengarnya, karena Dave tidak ingin menjadi temannya. namun Dave ingin menjadi kekasihnya, tapi sekali lagi, Dave tidak mampu mengungkapkan perasaannya. dia terlalu malu untuk mengungkapkan perasaannya.
beberapa tahun kemudian...
sebuah undangan pernikahan datang ke kediaman Dave. dan Dave kaget membacanya. itu undangan pernikahan sahabat yang sangat dicintainya, Jane akan menikah.
Sekarang Dave duduk di gereja, menyaksikan pernikahan orang yang dicintainya di depan matanya sendiri. menyaksikan Jane mengucapkan "ya aku mau", dan memasuki jenjang baru dalam kehidupannya. Dave tahu Jane tidak akan pernah menjadi miliknya lagi.
persis saat Dave hendak pulang, Jane mendatanginya dan berkata, "hey, You Come to my Wedding !", "you're such a great best friend !". dan Dave pun merasa hina, dia tidak mau menjadi temannya. namun sebenarnya dia ingin menjadi kekasihnya, atau bahkan suaminya. namun dia tidak pernah mengataknnya, dia terlalu malu.
....
...
..
.
beberapa puluh tahun kemudian.
sekarang Dave berdiri di depan peti mati seorang wanita yang sudah menjadi sahabat dan cinta rahasianya. Anak perempuan Jane memberikan sebuah diari milik Jane, yang kata anaknya. Diari itu diwariskan untuk Dave. Dave pun menangis setelah melihat kata kata terakhir dari Jane.
"aku sudah lama, memperhatikan lelaki itu, dia.
dia yang menjadi sahabat terbaikku, Dave.
tapi aku tidak ingin menjadikannya sahabatku. aku ingin dia menjadi milikku.
aku terlalu malu, aku harap dia memperhatikanku, dan menjadi kekasihku,
namun aku tahu, Dave tidak pernah berpikir seperti diriku.
Dia hanya menganggapku sebagai sahabat baiknya."
disadur dari karangan bahasa inggris dengan judul tak jelas, dan saya ambil dari bulletin milik seseorang.
yep, itulah yang saya maksud tentang waktu.
saya yakin, anda yang membaca blog ini juga pernah merasa demikian.
memiliki perasaan, namun takut untuk mengungkapkan.
memiliki kesempatan, namun takut untuk menggunakannya.
mari kita berpikir bersama,
jika kita mampu memberikan sesuatu kepada orang lain.
haruskah kita menyimpannya sendiri ?
saya rasa tidak.
karena waktu juga tidak pernah berkata "tidak berjalan"
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment