Wednesday, July 9

pada kenyataannya

Semula berawal dari perjalanan singkat menuju tempat itu

Dibuka oleh sekedar kata pengantar aneh yang mulai membuat aku

Ingat akan satu hal yang kupikir memang tidak ada

Sebuah hal yang tidak nyata

Seperti siulan anak kecil yang sekedar melantunkan lagu

Kadang terdengar, kadang tidak

Namun kita tahu siulan itu punya arti yang hanya dimengerti anak itu


Aku mengalaminya, satu hal itu yang benar benar membuatku kadang tersenyum

Atau bahkan kadang berjalan kosong tanpa sebuah petunjuk

Terus berjalan mengikuti irama lantunan hidup yang seharusnya indah karena hal ini

tentu lebih indah lagi ada sesuatu yang harusnya menemaniku berjalan

Membantuku untuk sekedar menyapa angin yang memberiku memori kecil akan dia

Yang kadang membuatku benar benar ingat akan dia


Jantungku berhenti dan tetap berdetak lagi setelah tahu kenyataan

Memang sudah terlalu terlambat lama untuk memulai hal pencarian

Aku sudah terlalu tua untuk menyadari tidak ada waktu untuk kembali lagi ke jalan itu

Jalan dimasa aku memang belum mengenalnya, namun jelas dia masih bisa menerima

Menerima segelintir nasib baik dariku yang akan atau mungkin diterimanya

Karena tanpa butuh waktu lama bagiku

Untuk tahu sesuatu hal,

Bahwa dia memang bukan sesuatu yang bisa direbut dari apa yang dia pegang


Aku sadar

Jatuh cinta itu bukan indah terletak pada bagaimana aku memandangnya

Atau bahkan bagaimana aku bisa menganggapnya lebih

Namun lebih pada bagaimana dia bisa membalas hal ini

Memang berat rasanya untuk memikirkan ini

Sekali lagi aku kembali sebagai anak kecil yang gagal menjadi dewasa


Bukan pada kenyataannya aku kalah

Ini bukan soal permainan atau sesuatu yang konyol yang mungkin aku pikirkan

Ini sesuatu yang aku kadang pikirkan saat aku melihat dia

Memang saat ini mustahil untuk sekedar bersama

Tapi apabila aku punya kesempatan untuk meraih dia,


apa memang namaku diperhitungkan oleh dia ?

No comments: